Buletinmalut.com TERNATE – Pedagang asal Tobelo Halmahera Utara (Halut) memberikan kesaksian terkait dengan video viral yang berdurasi 15 detik yang menyandung kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) kota Ternate,Muhlis S. Djumadi sehingga di nonaktifkan dari jabatanya.
Pedagang asal Tobelo (Halut) tersebut akui bahwa informasi yang bernuansa diskriminitif tidak benar adanya namun merupakan kesalapahaman.
Pengakuan tersebut di ungkapkan oleh Koordinator Pedagang Tobelo pasar Gamalama, Ilyas Kaeli, bahwa peristiwa itu yang menimpa kepala Disperindag nonaktif sehingga menimbulkan kekecewaan lantaran video yang viral baru pertama kali terjadi.
Lanjutnya, pada saat Disperindag melakukan penertiban di pasar bahwa dirinya sedang berada di luar Ternate yaitu di Tobelo namun pedagang yang berjualan tersebut juga merupakan bagian dari warga kota Ternate.
Olehnya itu, terkait dengan pernyataan Kadis nonaktif dalam video, pihaknya sampaikan permintaan maaf lantaran permasalahan itu disebabkan dari pedagang sendiri.
“Saya dan bersama pedagang meminta maaf, hal ini kami lakukan tidak ada paksaan dari pihak mana pun, begitu juga kami menerima permintaan maaf dari kepala Dinas nonaktif,” tegasnya, Selasa (30/5/2023).
Sementara Maya salah satu dari pedagang Tobelo di pasar Gamalama Ternate, jelaskan, informasi video yang tersebar itu merupakan kekeliruan dirinya yang merekam video menggunakan Handpond (Hp) android dan tidak bermaksud menyudutkan.
“Maksud dari pak Muhlis tidak begitu mereka (Disperindag red) datang ingin melakukan penertiban saja, bahkan selain itu juga dia (Muhlis) memberikan kami uang sebesar Rp 100 ribu untuk membeli gorengan,” akunya.
Menurut Maya, Muhlis datang marah-marah itu bukan pertama kalinya tujuan dari kemarahanya itu bagaimana untuk tertipkan pasar dan perkataan dalam video viral hanya sebuah candaan kepada kami pedagang.
Sedangkan pedagang saksi lainya, Adit, yang berada di tempat tersebut saat kejadian membenarkan bahwa bukan hanya pihak Disperindag saja di saat penertiban namun ada juga dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota Ternate.
“Disperindag dan Satpol PP atau pihak terkait yang sementara memperbaiki pembangunan pasar wisata kuliner di belakang Jatiland mall,” pintanya.
Ia mengakui, pada saat Muhlis berbicara saya saksikan tujuan dari perkataan beliau baik dan tidak ada maksud untuk mengusir pedagang bahkan kehadiranya (Muhlis) dipasar untuk penertiban.
Tak hanya itu, Adit juga merasa kecewa sebagai pedagang kelapa muda di belakang Jatiland mall lantaran dengan video yang sengaja di potong sehingga cuman berdurasi 15 detik kemudian di sebarkan.
“Kami juga sebagai penjual kelapa muda minta maaf kepada Muhlis S. Djumadil karena beliau sebenarnya adalah orang baik, bahkan saya selain berjualan di sini dan juga jualan di depan pasar Sabi-Sabi, terus terang baru pertama kali saya rasakan kelonggaran seperti ini,” kisahnya.
Sedangkan, Kepala Disperindag kota Ternate nonaktif, Muhlis S.Djumadil, sampaikan hal yang sama terkait permintaan maaf kepada pedagang Tobelo lantaran videonya yang sudah di pelintir.
Meski begitu, bahwa pihaknya di hubungi oleh koordinator pedagang Tobelo melalui via Handpond untuk bertemu mendudukan persoalan ini agar saling memaafkan satu dan lainya.
“Penjelasan yang saya berikan sebenarnya panjang dan tidak ada tendensi apapun untuk mendiskriminasi dan secara terbuka saya sampaikan permohonan maaf,” ucap Muhlis.
Ia tambahkan, pasca kejadian tersebut agar kiranya para pedagang beraktifitas seperti biasanya yang telah di tentukan oleh pemerintah sehingga tidak menjadi persoalan di kemudian hari.*(Abril).