Buletinmalut.com TERNATE- Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (Gamhas) Maluku Utara (Malut) desak Walikota Ternate, M.Tauhid Soleman agar segera mengevaluasi kinerja Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Ake Ga’ale, Muhammad Syafei.
Berdasarkan amatan Buletinmalut.com, dilapangan pada saat berlangsungnya demonstrasi sempat terjadi saling dorong antara Gamhas Malut dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Ternate serta pihak kepolisian yang turut amankan jalanya aksi unjuk rasa.
Tak sampai disitu, puluhan mahasiswa yang menyampaikan aspirasi masyarakat itu dibubarkan secara paksa oleh Satpol PP dan Aparat Kepolisian sehingga terjadi kejar kejaran namun hal itu tidak cukup lama hingga masa aksi membubarkan diri.
Koordinator Aksi Gamhas Malut, Baskara H.Abdullah,mengatakan, bawa distribusi air bersih yang dilakukan oleh Perumda Ake Ga’ale kurang lancar bahkan hal tersebut bukan saja baru terjadi namun sejak lama dan tidak bisa diatasi pihak perusahaan.
Lanjutnya, selain pelayanan distribusi air ke warga yang kurang memuaskan, kemudian ditambah lagi penetapan jadwal yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Dan air bersih merupakan kebutuhan yang paling mendasar.
“Ada beberapa kelurahan yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih akibat dari pendistribusian yang tidak teratur,” kisahnya, Kamis (19/10/2023).
Ia menyebutkan, berdasarkan hasil dari investigasi pihaknya ada sejumlah kelurahan yang masih kesulitan dapatkan air bersih yakni Foramadiahi (RT O1, 04, 05, 07, 08), Kalumata (RT 19), Tanah Tinggi Barat lingkungan Jerbus (RT 04, 05, 06), Sasa RT 01 dan kelurahan Tubo puncak.
Baskara menilai, distribusi air bersih yang dilakukan Perumda Ake Ga’ale tidak tepat sasaran sehingga membuat warga di Kalumata harus menunggu sampai tengah malam untuk menampung air bersih, tak sampai disitu, di Kelurahan Sasa tepatnya di Rt 01 dan bagian Tubo puncak belum dipasang jaringan pipa air.
Dikatakan, karena hal tersebut masyarakat harus rela mengeluarkan biaya pribadi untuk membeli air bersih yang dijajakan menggunakan profil dengan harga Rp 60.000 sampai Rp 120.000. Bahkan penggunaan air per profil hanya bisa dipakai selama 3 hari.
Menurutnya, ditengah situasi yang sulit namun Perumda Ake Ga’ale justru lebih memilih untuk melakukan pendistribusian air ke berbagai hotel-hotel besar. Dalam artian bahwa Pemkot mengabaikan nasib masyarakat yang belum mendapatkan air bersih.
“Terkait persoalan air bersih maka dengan ini kami tegaskan agar Pemkot dan Perumda Ake Ga’ale untuk tuntaskan masalah tersebut pada sejumlah kelurahan, kami juga meminta supaya Walikota Ternate, M.Tauhid Soleman harus evaluasi kinerja Direktur Perumda Ake Ga’ale,” tutupnya.*(Abril).