banner 140x600
banner 140x600
BULETIN NEWSOPINI

Ramadhan Sebagai Instrumen Pemilihan Kepala Daerah

1846
×

Ramadhan Sebagai Instrumen Pemilihan Kepala Daerah

Share this article

Oleh : Risman Taha.

Presiden BEM, Universitas Nahdatul Ulama Malut (Unutara)

Buletinmalut.com TERNATE – Transpolitika adalah sebuah terminologi yang di temukan dalam bukunya Yasraf A. Piliang dengan judul transpolitika dinamika politik di dalam era virtualitas. Di tegaskan bahwa politik tidak hanya sebatas berada pada ruang politik fisik. Akan tetapi politik juga berada pada ruang virtual, kemudian melebarkan sayapnya berkolaborasi dan berselingkuh dengan wacana lainya.

Kemudian ketika kita melihat perkembangan politik kita di Maluku Utara terkhususnya di Kota Ternate saat ini, mengigatkan kita pada apa yang di tulis oleh Salim Taib, Rudi Rahabeat dan Sukarno M Adam dalam buku mereka yang berjudul,” WACANA NEGERI REPOT”.

Kenyataan transpolitika dalam momen ramadhan di Maluku Utara terkhususnya di Kota Ternate sudah nampak terlihat secara kasat mata bahkan alami peningkatan, misalnya dengan terlihat berbagai macam bentuk spanduk dan baliho di jalan jalan strategis dengan tulisan marhaban ya ramadhan, selamat menunaikan ibadah puasa.

Perlu akui betapa kreatif dan lihainya para politikus kita sebab mereka mampu membaca apa yang menjadi kebutuhan masyarakat kita dalam momen ramadhan.

Dan perlu saya tegaskan bahwa Ini juga inisiasi dan semangat politikus kita sebagai bentuk kampaye dan sekaligus konsulidasi dengan tujuan mengkonstruksi kekuatan basis politiknya.

Cara cara yang di pakai oleh mereka ( politikus). Adalah dengan buka puasa bersama, sebagai ajang silaturahim serta melakukan safari ramadhan biar di anggap dekat dengan masyarakat atau konstituen politiknya.

Kenyataan ini merupakan sebagian kecil dari fenomena transpolitika.Dimana politik bersimboisis dengan wacana lain seperti wacana atau momen agamais.

Maka ini juga yang menjadi cermin bahwa politik tidak hanya semata mata berputar pada lembaga formal seperti legislatif, eksekutif dan yudikatif. Dan tidak hanya berada pada ruang fisik akan tetapi juga berada pada ruang virtual. Bahkan tidak menutup kemungkinan ruang dan momen lainnya juga bisa di susupi oleh kepentingan politik.

Namun perlu di catat bahwa tidak semua politik bercitra negatif, politik juga sesuatu yang positif.Ini bisa kita lihat dan baca dalam bukunya Ali Syari’ati dengan judul UMMAH DAN IMMAMAH. sebuah konstruksi sosiologi pengetahuan dan interaksi simbolik dalam ontentisitas ideologi dan agama.

Politik yang di maksud oleh ali syari’ati adalah politik yang mengkonstruksi sesuatu yang lebih baik dan benar. Politik yang menginginkan dan bercita cita adanya keadilan dan kesejahteraan bagi ummat atau masyarakat.

Hal ini justru terbalik ketika melihat kenyataan politik kita di maluku utara khususnya kota ternate. Wacana politik, ruang politik, dan bahkan aktor aktor politik lebih cenderung di jadikan politik sebagai ladang subur bagi yang haus kekuasaan dan popularitas baik individu maupun kelompok.

Maka pada kenyataan ini cita cita yang di tegaskan oleh ali syari’ati menjadi bayang bayang semata dan seakan akan tidak terwujudkan dalam kehidupan sosial masyarakat maluku utara khususnya Kota Ternate.

Maka olehnya itu, yang harus di lakukan masyarakat saat ini adalah ikhtiar politik agar tidak muda terkoptasi atau terpengaruhi dengan politik pencitraan yang di lakukan oleh para politikus dan bukan saatnya lagi masyarakat termakan ceritan janji kosong akan tetapi sudah saatnya kita memutuskan sesuatu dengan penuh kesadaran politik.

banner 336x280
Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!