Buletinmalut.com TERNATE – Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate bekerjasama dengan Manajemen Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Mulyoagung Bersatu Kabupaten Malang, terkait cara pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Bahwa motode penerapan 3R sendiri dapat dimanfaatkan sesuai dengan jenisnya seperti limbah kaca sebagai kemasan produk, limbah nasi untuk pakan hewan, limbah plastik untuk mengemasi barang, limbah yang berbahan keras dan limbah kertas dijual kembali serta limbah dedaunan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk kompos,”hal ini dikatakan, Manajemen KSM TPST 3R Mulyoagung Bersatu Kabupaten Malang, Nugraha Wijayanto, kepada Buletinmalut.com, Selasa (21/3/2023) kemarin.
“Berdasarkan hasil sosialisasi bahwa kami melihat Ternate punya potensi menuju pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat dan ada upaya kerja keras terkait itu, baik itu instansi pemerintahan mau pun partisipatif dari masyarakat.
Lanjutnya, masyarakat dan walikota juga pro aktif dan instansi pemerintahan cukup luar biasa karena sudah memberikan fasilitas untuk penanganan sampah seperti bantuan kendaraan tiga roda sebanyak kurang lebih 50 unit.
Menurutnya, terkait Tempat Pembuangan Sementara (TPS) 3R ternyata sudah ada namun itu belum optimal, hal tersebut bukan warga yang tidak mau untuk mengelola cuman saja mereka (warga-red) kurang memahami untuk bagaimana cara kelola sampah.
Dikatakan, untuk menggugah masyarakat agar tergerak harus diberikan stimulus karena semua orang ketika di ajak berbuat baik dan saya pastikan itu hati nuraninya mau untuk melakukan hal tersebut.
“Ketika stimulus itu yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) untuk bangunkan naluri masyarakat agar mau terjun langsung aktif dalam program pengelolaan sampah dan itu pastikan kota Ternate bisa terbebas dari masalah sampah,” jelasnya.
Selain itu, walau pun kami berada di kota Malang, pihaknya berjanji akan terus siap jika diminta gagasan atau ide terkait dengan cara pengelolaan sampah, baik itu berupa diskusi, sharing dan lainya.
“Kami akan tetap selalu siap untuk menjadi mitra dengan pemkot Ternate dalam edukasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang ada di Indonesia,” kata Nugraha.
Ia juga menyebutkan, bahwa ada salah satu masyarakat di kota Ternate yang keseharian hanya mengumpulkan sampah bahwa warga tersebut bisa dikatakan sukses lantaran dia (warga red) memiliki 20 unit kendaraan di beli secara mandiri dan ternyata itu hasil dari penjualan sampah.
“Warga tersebut juga selain miliki kendaraan, punya 20 orang pekerja/karyawan dan ia mampu memberikan upah kerja secara manusiawi tidak rendah dan tidak tinggi, bahwa sampah di kota Ternate punya nilai,” tuturnya.
Oleh karena itu, hal tersebut sudah punya nilai tinggal di atur saja cara pengolahanya, sistim pengambilan dan harus saling berkoordinasi terhadap tim itu semua akan bernaung di bawah pemerintah yaitu seperti Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Ia Tambahkan, untuk mewujudkan hal itu maka dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) harus turut bantu soal penyediaan fasilitas TPS dan lainya.
“Jika hal itu terwujudkan maka secara otomatis Ternate akan menjadi kota bebas sampah dan bisa jadi tempat pengembangan pengelolaan sampah yang maju serta itu juga mengurangi angka pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan,” tutupnya.
Penulis : Abril
Editor : Redaksi