Buletinmalut.com TERNATE – Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate melakukan hubungan kerja sama antar kabupaten/kota diwilayah Maluku Utara (Malut) untuk menjaga inflansi dan ketergantungan pasokan barang dari luar daerah Malut.
Kerena kebutuhan barang sembilan bahan pokok terluar atau pun masyarakat dalam pusat kota jika sudah terjadi 3T (Terdepan, Terluar Tertinggal) maka itu akan memicu naiknya inflansi,” ungkap, Walikota Ternate, M.Tauhid Soleman kepada Buletinmalut.com, Sabtu (11/3/2023).
Menurutnya, terjadinya inflansi ketersediaan barang dan harga jualnya sangat berbeda serta hal tersebut bisa terjadi di daerah terluar seperti Pulau Mayau dan Tifure kecamatan Pulau Batang Dua.
Walikota tegaskan, terkait inflansi itu harus menjadi perhatian besar Pemerintah Kota (Pemkot) karena percuma membangun akses jalan atau pun fasilitasnya seperti kebijakan program lainya namun harga jual satuan barang mahal.
“Hal tersebut secara otomatis tidak akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terluar karena harga barang yang mahal, jelasnya kalau ketersediaan barang berkurang itu akan pengaruhi harga naik,” kisahnya.
Tauhid menyebutkan, saat ini inflansi dikota Ternate yaitu 3,7 persen dan itu agak sedikit naik karena ada beberapa hal yang menjadi pemicu sehingga terjadi pergeseran maka dari itu marilah kita fokus tentang itu.
“Ada pun pemicu naiknya inflansi yakni jelang moment hari besar keagamaan dan barang yang di pasok dari luar sehingga menjadi ketergantungan masyarakat dalam kota,” ujarnya.
Meski begitu, barang atau pun produk-produk dari luar seperti Makassar Sulawesi Selatan, Manado Sulawesi Utara dan Pulau Jawa namun untuk mengatasi hal itu pihaknya berupaya melakukan kerja sama antar daerah dalam wilayah Malut.
“Tujuanya agar Pemkot Ternate bisa pastikan supaya produk-produk tersebut bisa tersedia dan menjaga harga tetap stabil untuk penuhi kebutuhan masyarakat agar tidak tergantung pasokan dari luar daerah,” pungkasnya.
Penulis : Abril
Editor : Redaksi