Buletinmalut.com TERNATE- Kelompok tani di Sulamadaha Kota Ternate terima bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut). Bantuan tersebut berupa bibit ,alat pertanian dan ternak kambing.
Saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada petani penerima manfaat, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov), Samsudsin A.Kadir didampingi Walikota Ternate, M.Tauhid Soleman, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Malut, Muhtar Husen dan Kepala Distan Kota Ternate, Thamrin Marsaoly.
Tak hanya itu, Sekprov Malut memberikan apresiasi kepada Kepala Distan Malut dan Kepala Distan Kota Ternate dan jajaranya telah berkolabarosi menggagas kegiatan panen tomat di kawasan hortikultura yang bertajuk ,”Mendukung Upaya Konkrit Gerakan Pengendalian Inflasi Pangan di Daerah Maluku Utara”.
“Kita telah menyaksikan secara langsung komitmen Pemkot Ternate dan Provinsi Malut telah berkolaborasi dalam rangka membangun sektor pertanian pada umumnya dan sub-sektor Hortikultura khususnya, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar, Sekprov Malut, Samsuddin A.Kadir, Minggu (10/12/2023).
Lebih lanjut, menurut dia, Provinsi Malut menjadi salah satu Provinsi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia mencapai 25,13 %, distribusi pertumbuhan PDRB Malut untuk lapangan usaha naik 4,49 % dan tingkat inflasi 3,79 %, serta NTP tercatat 104,58 peningkatan NTP tertinggi pada subsektor hortikultura yang naik 2,56 % dan salah satu komoditas yang mempengaruhi kenaikan NTP adalah komoditas tomat, hal ini harus menjadi perhatian kita semua.
Olehnya itu, diserahkan bantuan yakni cabe 50 ha dan Tomat 50 ha sekaligus dengan sarana produksinya berupa mesin cultivator 4 unit, mulsa 113 rool, handsprayer 10 unit pupuk organik 100 Pcs Cabe 725 sachet dan benih tomat 275 sachet serta bantuan angkutan hasil pertanian.
Selain itu juga, ada bantuan lainnya yang diterima kelompok tani peneeima manfaat seperti kendaraan Tiga Roda sebanyak 4 unit, untuk bantuan dari pusat yaitu benih bawang merah seluas 20 ha,ternak kambing 25 ekor dan jambu mente seluas 50 Ha.
Dirinya juga berharap, kedepan, diperlukan tata niaga yang lebih baik agar produksi komoditas strategis tersebut yang ada di sentra produksi dapat sampai ke pasar /konsumen tepat waktu.
Sehingga itu, rantai pasok yang tidak terlalu panjang, harga stabil dan terjangkau masyarakat namun tetap menguntungkan petani agar petani semakin bergairah untuk meningkatkan produksinya.
“Saya berharap rantai pasok ini dapat diperpendek sehingga harga ditingkat petani dengan harga yang dibayar oleh konsumen tidak terlalu besar perbedaanya”, tutup Samsuddin.*(Abril).
