BuletinMalut.com.TERNATE- Calon Gubernur Maluku Utara, Husain Alting Syah menegaskan kesultanan di Maluku Utara tidak bisa untuk dipisahkan. Curahan hati (Curhat) tersebut diungkapkan dihadapan warga Kelurahan Dufa-Dufa, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate.
Mengapa tidak, sebelumnya telah beredar video pernyataan sikap dari Sultan Ternate, Hidayatullah Mudaffar Sjah menyatakan begitu tegas mendukung Benny Laos dalam pertarungan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Maluku Utara periode 2024-2029.
Namun hal itu dibantah oleh calon Gubernur Maluku Utara 2024, Husein Alting Syah yang merupakan pasangan dari Asrul Rasyid Ichsan sebagai calon wakil Gubernur saat berkampanye di Kota Ternate.
Menurutnya, pernyataan dari Sultan Ternate tersebut hanya menunjukan syariat kepada Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara, Benny Laos-Sarbin Sehe.
“Secara hakikat tali persaudaraan tidak bisa untuk diingkari antara saya dan beliau, jadi jika ada beredar informasi bahwa kami tidak didukung masyarakat Kota Ternate maka itu keliru,” ujarnya, Rabu (9/10/2024).
Ia menegaskan, pernyataan dukungan itu jangan dilihat dari satu sudut pandang saja namun harus dilihat secara hakikat karena almarhum Sri Sultan Ternate, Mudaffar Sjah adalah orang tuanya. Jadi untuk hubungan keluarga tidak bisa diotak atik.
“Maka apa pun itu, harus searah lantaran darah daging ini tidak bisa dipisahkan dari siapa pun antara saya dengan Almarhum Sultan serta Sultan Hidayatullah Mudaffar Sjah, kalau ada isu yang tidak sehat maka itu hanyalah wacana,” jelasnya.
Bahkan, calon gubernur ini pun, mengakui semasa hidup almarhum, dirinya juga turut mengantar beliau ke Jakarta dan sampai balik ke Ternate ditempat peristrahatannya yang terakhir.
“Saya ini bagian dari Kie Raha tidak bisa dipisahkan karena pertanggungjawaban itu akan diminta suatu kelak nanti dan ini harus dibuktikan,” kisahnya.
Ia menambahkan, bahwa dirinya sebagai Sultan Tidore sangat menerima jika dikritik oleh rakyatnya dan dia pun berjanji siapa pun orang itu yang melayangkan protes dan memberikan saran kepadanya pihaknya akan terima.
“Orang Maluku Utara lebih mengedepankan etika dan moral saat melayangkan protes, bahwa sultan saat dikritik menerima hal itu dan terhibur bahkan pengeritik juga tidak akan merasa tertekan,” pungkasnya.*(Ril/red).