BuletinMalut.com.TERNATE- Firdaus Amir Bakal Calon (Balon) ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Maluku Utara atau Malut periode 2025-2028 membeberkan salah satu programnya akan meningkatkan sektor perikanan.
Hal ini dikatakan oleh tim pemenangan dari Firdaus Amir saat melakukan deklarasi terkait dengan kesiapan kandidat mereka yang siap beratarung dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke VI HIPMI Maluku Utara.
Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenang, Firdaus Amir, Muhammad Adha, mengatakan, bahwa kandidatnya memiliki potensi yang sangat besar untuk kemajuan HIPMI untuk kedepannya.
Lanjutnya, Firdaus yang merupakan anak muda yang mencalonkan sebagai ketua ini mempunyai misi besar. Sehingga dukungan secara moril atas hal itu serta kemudian dilakukan deklarasi untuk menyatakan sikap.
Tak hanya itu, kandidatnya juga mempunyai inovasi sebagai pengusaha muda di Maluku Utara. Sehingga dukungan tersebut harus diberikan kepada Firdaus Amir supaya bisa mendorong para pengusaha muda agar mempunyai semangat yang kuat dan kemudian sukses.
Ditempat yang sama, Firdaus Amir dalam kesempatan tersebut, menjelaskan, dirinya memiliki tagline dari salah satu progran unggulan ketika terpilih nanti menjadi ketua HIPMI Maluku Utara periode 2025-2028.
Dia menyebutkan, bahwa dirinya maju Bakal Calon (Balon) Ketua HIPMI dengan tagline” Muda dan Berinovasi” salah satu program ini yang akan ditingkatkan yaitu di bidang sektor perikanan.
Karena, menurut Firdaus, permintaan ikan disalah satu perusahaan tambang Maluku Utara mencapai hingga ratusan ton namun itu masih saja kewalahan dan kemudian untuk memenuhi permintaan tersebut harus diambil dari luar daerah.
“Seperti misalnya di PT IWIP di Halmahera Tengah (Halteng) permintaan ikan dasar dalam perbulan sebesar 351 ton namun itu yang menyuplai dari luar daerah,” ujarnya. Rabu (11/6/2025).
Olehnya itu, ketika dirinya terpilih sebagai ketua dalam Musda HIPMI ke VI bahwa dia bakal berinovasi bekerja sama dengan para seluruh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di kabupaten dan kota di Maluku Utara supaya bisa mengambil hasil nelayan.
“Kalau hasil nelayan di kabupaten dan kota sudah dihimpun maka itu bakal diketahui kapasitas produksinya. Sehingga harus lebih diutamakan dalam daerah dulu jangan serta merta langsung memesan dari luar,” pungkasnya.*(Ril/red).
