Buletinmalut.com TERNATE – Pemerintah tugasnya mencerdaskan anak-anak bangsa dan menyejahterakan masyarakat. Tapi kalau ada stunting, harus ada upaya pencegahan. Pemerintah harus punya perencanaan yang baik.
“Stunting menyebabkan kecerdasan anak menurun. Nah, kecerdasan yang rendah bisa meningkatkan angka kemiskinan. Maka pemerintah bertanggung jawab bagaimana caranya keluar dari lingkaran tersebut,”.
Hal itu disampiakan langsung oleh Kepala Dinas PUPR Malut Saifuddin Djuba saat memapatkan materi di kegiatan Rakor TPPS Provinsi dan Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara bahwa Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan gagal tumbuh, gagal kembang, dan gangguan metabolisme pada anak balita. Terutama pada 1.000 hari pertama sejak di dalam kandungan.
Untuk itu menurut Kadis, terpenuhinya sanitasi air bersih memiliki pengaruh besar terhadap angka penurunan stunting di Indonesia. Sebab, kebersihan air dan lingkungan sangat berpengaruh pada asupan gizi yang diterima tubuh pada anak. “ Sanitasi dibutuhkan agar tidak cacingan. Karena walaupun gizinya banyak yang baik, tapi dimakan cacing di dalam tubuh ya, ini menyebabkan kekurangan gizi yang kronis nanti.
Sementara Dinas PUPR Malut melalui bisang cipta karya mengalokasikan anggaran miliaran rupiah untuk mendukung penanganan pengurangan stunting di 10 kabupaten/kota di Malut . Dana tersebut digunakan untuk program air limbah perdesaan dan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Saifuddin Djuba menuturkan, dalam penanganan stunting memerlukan kolaborasi lintas Kementerian dan Lembaga. “Kami di Dinas PUPR Malut mendukung dalam penyediaan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi sehingga mendukung lingkungan yang sehat,” papar Uje saat memaparkan presentasinya kepada peserta di kegiatan Rakor TPPS Provinsi dan Kabupaten/kota se Malut di Red Star Resto &Function Hall, Kamis(23/02/2023).
Melalui program air limbah perdesaan, pembangunan sanitasi akan diprioritaskan pada kawasan kumuh miskin dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Melalui pelibatan masyarakat, diharapkan masyarakat lebih merasa memiliki infrastruktur yang dibangun sehingga pemeliharaannya lebih terjamin.
Program ini juga bertujuan untuk mengurangi jumlah masyarakat yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). “Upaya penyediaan air minum berkaitan dengan ketersediaan sanitasi sehat. Perilaku BABS juga dapat mengakibatkan pencemaran air. Tidak hanya di perdesaan, di perkotaan misalnya dengan luasan rumah yang semakin kecil yaitu 60 m², jarak antara tangki septik dan sumur bor sangat dekat. Sehingga tangki septik harus dibuat benar, secara periodik disedot dengan mobil tinja dan diolah pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),” jelas Kadis PUPR Malut.
Intinya, Lanjut Kadis, Dinas PUPR Mulut akan melaksanakan kegiatan Pamsimas yang akan melibatkan masyaraka yang dibantu oleh fasilitator. Kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) atau perluasan SPAM yang ada dengan modul sambungan rumah, maupun SPAM yang ada dioptimalkan melalui rehabilitasi dan perluasan sambungan rumah.
Dalam program Pamsimas, Dinas PUPR melalui Bidang Cipta Karya akan melakukan pembangunan SPAM baru. Tak hanya itu, dan juga melakukan perluasan SPAM eksisting dengan modul sambungan rumah, dan optimalisasi SPAM eksisting dengan modul sambungan rumah.”tutupnya mengakhiri.
Penulis : Tim
Editor : Redaksi