Buletinmalut.com TERNATE – Meski di tinggal ayah dan ibu bukanlah penghalang bagi seorang anak yatim piatu bernama Wanti Wisnayanti Taslim untuk menuntut ilmu di salah satu bangku pendidikan perguruan tinggi ternama di Maluku Utara (Malut)
Mengapa tidak, wanita asal Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) itu dapatkan penghargaan sebagai peserta terbaik wisuda tahun akademik 2022/2023.
Dari 190 orang yang di wisudakan dirinya sebagai peserta nomor urut 175 mendapat penghargaan sebagai lulusan terbaik Strata Satu (SI) di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) dengan raih perolehan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92.
Namun dibalik prestasi yang di raihnya ada kisah pilu di alaminya sangat menyayat hati sehingga berubah menjadi isak tangis bahagia bagi keluarga yang menyaksikan dirinya saat di kukuhkan sebagai sarjana.
Diketahui, wanita kelahiran tahun 2002 silam itu menempuh pendidikan tinggi di UMMU dengan program studi SI jurusan bahasa inggris selama 3 tahun 5 bulan.
Buah hati dari sepasang suami istri yang kini adalah almarhum, Taslim Arifin dan juga almarhumah, Rusmini Albaar sangat bersedih lantaran di acara momen seremonial kebahagiaan itu tidak seperti dengan para peserta lainya yang di dampingi keluarga secara lengkap.
Hal ini dikatakan, Wanti Wisnayanti Taslim kepada Buletinmalut.com, usai acara wisuda, Sabtu (18/3/2023) dengan mengeluarkan air mata sambil terisak-isak menangis bahwa, walau pun ini adalah hari kebahagiaan saya karena berhasil menempuh pendidikan tinggi hingga dapatkan gelar Sarjana tanpa di dampingi ke dua orang tua.
“Di acara wisuda ini, saya di dampingi dari saudari ibu dan ayahku yaitu Nuna Albaar dan Salma Hi. Arifin,” jelasnya.
Ia menuturkan, tentunya dari raihan prestasi yang di dapatkan ini merupakan hasil dari kerja keras dan kelurga yang tak hentinya secara terus menerus memberi saya suport dalam menyelesaikan studi.
“Dalam pembiayaan kulia saya dibantu oleh kakak, keluarga dari ayah dan ibu dan selain itu juga ada gaji pensiun orang tua serta bantuan bea siswa Bank Indonesia (BI) dari semester 5 sampai 6,” kisahnya.
Ia tambahkan, dirinya juga berkeinginan ingin melanjutkan studinya dengan jurusan yang sama di sebuah Universitas Ahmad Dahlan di Daerah Istimewah Yogyakarta.
“Saya juga berharap agar pasca keluar dari kampus bisa prentasekan ilmu pengetahuan kepada masyarakat serta bisa mengabdi bagi bangsa dan negara,” harapnya.
Hal yang sama juga turut dirasakan Nuna Albaar selaku keluarga dari adik almarhumah, pihaknya sangat bersedih dan bangga atas prestasi yang sudah diraih oleh keponakan kami walau pun tanpa disaksikan kedua orang tuanya.
“Jika saja kedua orang tuanya masih hidup yang pastinya akan sangat bangga melihat buah hatinya dapatkan prestasi lulusan terbaik di kampus,”katanya, sambil menangis bercampur bahagia.
Lanjutnya, memang Wanti (peserta wisuda-red) ini adalah anak bungsu dari 4 bersaudara ,ia di tinggal ibunya sejak 2016 dan ayahnya 2022 kemarin.
Bahkan, pada saat dibacakan bahwa wanti adalah lulusan terbaik dikampusnya itu kemudian informasi tersebut di teruskan ke keluarga di rumah semua pada menangis lantaran kedua orang tuanya terlalu cepat meninggalkan anaknya.
“Sebagaimana anak ini ketika masih kulia seharusnya dapatkan bimbingan dan kasih sayang dari ke dua orang tuanya namun harapan itu yang di atas berkehendak lain,” tuturnya, sambil mengusap air mata.
Bahkan ia juga mengakui dan berjanji biaya perkuliahan sang ponakan tersayang turut di bantu oleh dirinya dan keluarga dari ayahnya sampai ketika dia (Wanti) akan melanjutkan pendidikan ketingkat lebih tinggi yaitu Strata Dua (S2).
“Karena saya tinggal di Kalimantan namun ketika ada kebutuhanya Wanti kami juga turut membantu sebagaimana agar bisa selesaikan kuliah,” tutupnya mengakhiri.
Penulis : Abril
Editor : Redaksi
