BuletinMalut.com.TERNATE- Demonstrasi Mahasiswa di Kota Ternate menuntut agar Joko Widodo (Jokowi) ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku. Senin (2/9/2024).
Pantauan media ini dilapangan kedatangan ratusan mahasiswa tersebut di kantor walikota Ternate dengan cara membakar ban bekas sebagai bentuk kekecewaan dari demonstran.
Berdasarkan isi keterangan propoganda dari mahasiswa Se-Kota Ternate, dimana sebelumnya Jokowi pernah dieluk-elukan oleh masyarakat hampir seluruh seantero negeri ini.
Gayanya yang wong cilik bahkan melakukan blusukan masuk ke gorong-gorong mampu menyihir publik di Indonesia serta hal itu menyilaukan kelas terdidik di negeri ini.
Demokrasi dan sistim Pemilu, pengusaha itu akhirnya melenggang mulus ke puncak kekuasaan mengalahkan Prabowo yang berlatar belakang militer. Namun Jokowi pada saat ini barangkali merupakan orang paling dibenci. Kehadirannya juga sangat disesali.
Mengapa tidak, betapa dalam 1 dekade itu, dia dan keluarganya mengkoloni Indonesia dan 270 juta warganya. Raja Jawa tersebut dinilai memutar balik laju demokrasi dan mengerus berbagai capai puncak reformasi 1998.
Menjadikan, lembaga negara seperti yakni Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Mahkamah Konstitusi (MK), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri sebagai kaki tangannya agar memukul seluruh aspirasi warga.
Atas hal itu, ribuan masyarakata adat telah tergusur dari tanah ulayatnya. Untuk ambisi hilirisasi mobil listrik yang nyatanya diduga memperkaya abdi dalam istana. Dan juga ratusan mahasiswa dijalan harus direnggut nyawanya dari polisi demi mempertahankan kekuasaan itu.
Dengan segala kontroversial yang dilakukan oleh Jokowi tidak membuatnya merasa diri, dimana telah mengintervensi Putusan MK dengan mengangkat Anwar Usman yang notabene merupakan iparnya sendiri dan kemudian diangkat menjadi hakim MK RI.
Diangkatnya Anwar Usman, disinyalir agar membuat aturan syarat calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto dan loloskan Gibran Rakabuming Raka. Tak hanya itu, cara culas dilakukan Jokowi tidak berhenti sampai disitu, dia kini kembali berambisi untuk mendorong anak bungsunya yaitu Kaesang Pangarep maju sebagai kepala daerah.
Tentunya, dengan rencana didorongnya anak bungsunya itu sebagai calon kepala daerah diduga bakal mengotak atik aturan usia bakal calon menggunakan institusi legislatif untuk menganulir putusan MK RI yang secara konstitusional bersifat final.
Akrobat Jokowi yang dinilai telah meracuni demokrasi dan menguburkan semangat reformasi dengan cara melemahkan institusi KPK, mengintervensi MK, mendikte partai politik dan membangun kerajaan politik tentu akan melahirkan ketimpangan sosial serta ekonomi.*(Ril/red).