BuletinMalut.com.TERNATE- Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (Gamhas) berdemonstrasi dihalaman Kantor Walikota Ternate terkait pelayanan air bersih belum merata.
Komite Gamhas, Fahril Fokatea, sesuai data yang pihaknya kantongi hasil penelusuran dilapangan bahwa ada beberapa kelurahan yang masih krisis air bersih yakni Kalumata RT 14, Foramadiahi RT 01-09, Sasa RT 01, Soa RT 06, Tubo RT 08.
“Warga mengalami kesulitan pelayanan tersebut lantaran tidak ada jalur pipa yang menghubungkan ke daerah itu sehingga distribusi air bersih nihil,” ujarnya, Kamis (5/9/2024).
Dikatakan, warga yang berada di daerah itu, untuk mendapatkan air bersih harus mengeluarkan biaya membeli air di profil dengan harga Rp 75 ribu. Hal itu pun hanya digunakan 3 sampai 7 hari.
Meski pun, di Kelurahan Foramadiahi RT 01 dan 09 sudah memiliki jalur pipa namun distribusi air bersih masih dikeluhkan warga setempat karena sebulan terakhir sudah tidak berfungsi.
Menurutnya, warga setempat walau pun tidak lagi mendapatkan air bersih mereka tetap dibebani tarif sebesar Rp 30. Untuk mendapatkan hal itu, terkait kebutuhan dalam rumah tangga harus membeli air yang sudah disediakan dalam profil serta menampung hujan.
“Sebagian dari warga juga memanfaatkan mata air di daerah mereka yang jaraknya sekitar 100 meter dari pemukimannya,” jelasnya.
Sedangkan, di Kalumata RT 14, air hanya distribusikan selama 2 jam selama 1 kali 24 jam dengan jadwal yang tidak menetap, sementara di Soa RT 06, aliran air seringkali hanya berlangsung 3 sampai 4 hari dalam seminggu.
Sehingga itu, pihaknya menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate dan Perumda Ake Ga’ale tidak serius menangani masalah ini dan terkesan membiarkan masyarakat yang berada di daerah tersebut hidup dalam tekanan ekonomi akibat krisis air bersih cukup berkepanjangan.
“Kami menuntut tanggung jawab dari pihak-pihak terkait sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pelayanan Air Minum,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman saat hearing bersama mahasiswa bakal menindaklanjuti persoalan itu dan kemudian akan menekankan kepada pihak Perumda Ake Ga’ale supaya mengakomodir dari tuntutan ini.
“Saya sudah dorong melalui rapat luar biasa Perumda Ake ga’ale supaya mengatasi sejumlah tempat, yang airnya belum juga mengalir. Misalnya, di Tubo itu kendala pipa dan sementara lagi kerja,” kisahnya.
Lanjutnya, proses distribusi air bersih pada setiap kelurahan membutuhkan waktu, sebab itu, ada rekayasa pipa yang dibuat oleh Perumda Ake Ga’ale untuk menghindari masalah baru. Pihaknya sangat berharap air bersih harus lancar dalam 1kali 24 jam.
“Untuk Kalumata, biasanya karena level air di Ngade turun. Akibatnya, gangguan bisa berdampak pada kelurahan sekitar,” kata, Tauhid.
Ia menambahkan, apa yang disuarakan dari Gamhas adalah merupakan pengungkapan fakta bahkan secepatnya diatasi. Sehingga, pelayanan air bersih tidak lagi dikeluhkan.
“Saya minta tuntutan ini harus segera ditindaklanjuti. Jadi, kalau pipa sudah ada, kemudian air belum jalan, segera dialirkan,” pungkasnya.*(Ril/red).